Sunday, February 28, 2010

accounting theory

STANDAR AKUNTANSI

A. Pengertian dan Sumber Standar Akuntansi

Akuntansi memiliki kerangka teori konseptual yang menjadi dasar pelaksanaan teknik-tekniknya, kerangka dasar konseptual ini terdiri dari standar ( teknik, prinsip ) dan praktik yang sudah diterima oleh umum karena kegunaannya dan kelogisannya. Standar itu disebut Standar Akuntansi, di Indonesia berlaku Prinsip Akuntansi Indonesia yang kemudian diganti menjadi Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Kemudian menjadi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Sedangkan di USA berlaku General Accepted Accounting Principle (GAAP), kemudian Accounting Principle Board Statement dan terakhir menjadi FASB Statements. SAK merupakan pedoman bagi siapa saja dalam menyusun laporan keuangan yang akan diterima oleh umum.

Standar akuntansi mencakup konvensi, peraturan dan prosedur yang sudah disusun dan disahkan oleh lembaga resmi (Standard Setting Body) pada saat tertentu. Standar akuntansi ini merupakan masalah penting dalam profesi dan semua pemakai pelaporan yang memiliki kepentingan terhadapnya yang bertujuan untuk memberikan kepuasan kepada semua pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan. Belkaoui (1985) mengemukakan alasan pentingnya Standar akuntansi yang relevan sebagai berikut:
1. Dapat Menyajikan informasi tentang posisi keuangan, prestasi, dan kegiatan perusahaan.
2. Memberi pedoman dan peraturan berkerja bagi akuntan public agar mereka dapat melaksanakan tugas dengan hati-hati, independen dan mengabdikan keahlian dan kejujurannya melalui penyusunan laporan akuntan setelah melalui pemeriksaan akuntan.
3. Memberikan data base kepada regulator tentang berbagai informasi yang dianggap penting dalam perhitungan pajak, peraturan tentang perusahaan, perencanaan dan pengaturan ekonomi, dan peningkatan efisiensi ekonomi, dan tujuan-tujuan makro lainnya.
4. Dapat menarik perhatian para ahli dan praktisi di bidang teori dan standar akuntansi

Dalam penyusunan standar akuntansi ini ada 3 kemungkinan:
1. Diserahkan sepenuhnya kepada kekuatan atau mekanisme pasar
2. Diserahkan kepada swasta/profesi
3. Diserahkan kepada pemerintah

Standar akuntansi ini umumnya disusun oleh lembaga resmi yang diakui pemerintah, profesi, dan umum. Kalau di Indonesia yang berwenang yakni IAI (Ikatan Akuntan Indonesia), Sedangkan di USA yang berwenang untuk mensahkan Standar akuntansinya yakni Finance Accounting Standard Board (FASB) yang bebas dari profesi secara langsung.

Stevin Rubin (1984) menjelaskan sumber GAAP dalam bentuk rumah sebagai berikut :
1. Dasar
Dasar GAAP disebutkan going concern, substance over form, neutrality, accrual basis, conservation, materiality.

2. Lantai I
a. FASB Statement
b. FASB Interpretations
c. APB Opinions
d. ARS Bulletins yang di keluarkan AICPA

3. Lantai II
a. AICPA Industry Audit Guides
b. AICPA Industry Accounting Guides
c. AICPA Statement of Position

4. Lantai III
a. FASB Technical Bulletins
b. AICPA Accounting interpretations
c. Praktik Industry yang lazim

5. Lantai IV
a. APB Statement
b. Makalah yang dikeluarkan AICPA
c. Pendapat-pendapat organisasi profesi
d. FASB Concepts Statement
e. Texbooks and Articles

B. Hubungan Standar Akuntansi dengan Perangkat Peraturan lainnya

Profesi Akuntansi Mempunyai kaitan yang erat dengan FASB atau SFAS ini karena diatur dalam kode etik maupun GAAP. Dalam kode etik AICPA disebutkan Sebagai berikut:
1. Rule 203
Setiap akuntan tidak dibenarkan mengeluarkan pendapat bahwa setiap laporan keguangan adalah wajar sesuai dengan GAAP.
2. Rule 204
Akuntan Harus menjelaskan alasan untuk tidak menggunakan pedoman FASB yang berkaitan dengan pengungkapan informasi diluar laporan keuangan yang dipublisir.

Laporan Akuntan harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan Standar Prinsip Akuntansi Keuangan Indonesia.
Standar Akuntansi (GAAP) diperlukan untuk lembaga sebagai berikut:
1. GAAP untuk lembaga pemerintah
2. GAAP untuk organisasi sosial yang tidak bertujuan mencari laba ( nirlaba )
3. GAAP untuk perusahaan komersil

Penyusunan standar akuntansi (GAAP) ini adalah wewenang dari Financial Accounting Foundation (FAF) yang mempunyai dua buah dewan sebagai berikut:
1. Govermental Accounting Standard Board (GASB) yang didirikan tahun 1984
2. Financial Accounting Standard Board (FASB) yang didirikan tahun 1973

C. Penyusun Standar Akuntansi di USA

Adapun pihak yang ikut serta menyusun standar akuntansi di Amerika adalah :
1. Kantor Akuntan Bersar yang dikenal dengan “Big 8”
2. American Institue of Certified Public Accountants (AICPA) – Akuntan Publik
3. Financial Accounting Standard Board (FASB) – Lembaga Penyusun Standar Akuntansi
4. Governmental Accounting Standard Board (GASB) – Lembaga Penyusun Standar Akuntansi Untuk Pemerintah
5. Securities and Exchange Commission (SEC ) – Badan Pengawasan Pasar Modal
6. American Accounting Association (AAA) – Organisasi Akademisi
7. Financial Executives Instiute (FEI) – Para eksekutif Keuangan
8. The Institute of Management Accounting yang dahulu namanya National Association of Accountant (NAA) – Organisasi Akuntan Management
9. Dan lain-lain

D. Perumusan Standar Akuntansi di Amerika Serikat (AS)

Dalam Penyusunan standar akuntansi keuangan AS sangat berpegang pada kerangka teoritis konseptual yang ditetapkan oleh FASB sebagai berikut:
1. Tujuan pelaporan keuangan oleh Perusahaan yang bertujuan mencari laba yang diterbitkan November 1978
2. Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi yang diterbitkan Mei 1980 kemudian direvisi dengan Statement Nomor 6, Desember 1980
3. Tujuan pelaporan Keuangan Organisasi Nonprofit diterbitkan Desember 1980
4. Pengakuan dan Pengukuran Dalam Laporan Keuangan Perusahaan Bisnis diterbitkan Desember 1984
5. Elemen-Elemen Laporan Keuangan yang diterbitkan pada Desember 1985

FASB mempunyai tujuh anggota Full time yaitu, 3 orang berasal dari Praktisi akuntansi professional (CPA), 2 Orang dari Industri dan masing-masing satu dari akademi dan pemerintah.

Fungsi FASB dijelaskan secara jelas dalam Mission Statementnya, yakni untuk membentuk dan mengembangkan standar-standar akuntansi dan pelaporan keuangan sebagai pedoman dan pendidikan bagi publik, termasuk penerbit laporan keuangan, auditor, dan pemakai laporan keuangan.
Sampai tahun 1990, FASB telah mengeluarkan 106 SAFS. Topik-topik yang pentingnya meliputi:
No. SAFS Tahun

2 Akuntansi Biaya Litbang 1974
5 Akuntansi Kontijensi 1975
14 Akuntansi Bagi Segmen-segmen Perusahaan Bisnis 1976
52 Transaksi Valuta Asing 1981
89 Pelaporan Keuangan dan Perubahan Harga (Pengganti no.33) 1986
106 Akuntansi Pemberi Kerja Bagi Manfaat-Manfaat 1990
Pasca kerja Selain Pensiun
Organisasi yang memiliki kekuasaan dalam melaksanakan penyusunan berbagai standar akuntansi di AS adalah SEC

E. Pengukuran Akuntansi di Amerika Serikat

Konsep pengukuran akuntansi yang dianut oleh kebanyakan perusahaan-perusahaan di Amerika adalah menggunakan pengukuran biaya historis. Pengukuran berbasis akrual dan aturan pengakuan transaksi sangat tergantung pada konsep pencocokan (matching concept).

Salah satu yang unik bagi USA adalah jika metode LIFO digunakan bagi tujuan pajak federal, juga harus digunakan tujuan laporan keuangan. Jika “cadangan” LIFO material, harus diberi catatan atas laporan keuangan. Upward valuation dari asset-aset jangka panjang tidak boleh diestimasi untuk kegunaan ekonomis dengan menentukan lamanya periode depresiasi dan amortisasi.

Ekuitas pemilik berdasarkan kontribusi modal dan laba ditahan yaitu semua laba/rugi sejak perusahaan didirikan, dikurangi distribusi dividen atau penarikan oleh pemilik dan prior period adjustment. Distribusi saham kepemilikan diukur pada nilai pasar saham pada saat distribusi yang merupakan aturan mengikat bagi perusahaan.

Mengenai efek perubahan harga, APB merekomendasikan penyajian sesuai tingkat harga umum (tahun 1969), SEC mewajibkan perusahaan-perusahaan melampirkan data current-cost tertentu sebagai pelengkap( tahun 1976 ), kemudian FASB mengeluarkan SFAS No.33 yang isinya Mewajibkan sekitar 1000 perusahaan bersar USA melaporkan efek perubahan harga, yang kemudian peraturan ini dibekukan dikarenkan Menyebabkan pengukuran efek peubahan tingkat harga tidak lagi dilaporkan ke public sejak tahun 1985.

Krisis industry simpan-pinjam selama decade 1980-an terdapat berbagai usulan terutama SEC yang mendesak pemakaian pengukuran mark to market bagi asset yang disimpan dalam portofolio bank, karena selama masa resesi atau depresi akan mengurangi nilai asset jangka panjang tertentu.

G. Perkembangan Pihak yang Menyusun Standar Akuntansi

Dalam proses perumusan standar akuntansi, Belkaoui (1985) memberikan tiga fase berikut:
1. Fase Peranan Manajemen (1900-1933)
Dalam fase ini manajemen dianggap memiliki peranan yang besar dalam merumuskan standar akuntansi. Peranan ini muncul sebagai akibat dari bertambahnya investor (pemilik perusahaan) dan perananya yang besar dalam perkembangan perusahaan setelah tahun 1900. Pemisahan fungsi antara pemilik dan manajemen menimbulkan kekuasaan besar di tangan manajemen dalam mengontrol perusahaan sekaligus menyajikan laporan keuangan sehingga standar akuntansi yang muncul berasal dari manajemen.

Jika situasi manajemen mempengaruhi penyusunan standar akuntansi terjadi keadaan sebagai berikut (Belkaoui 1985:
a. Banyak teknik/standar akutansi lemah dari dari segi teoritis, metode pemecahan masalah akuntansi adalah pragmatis bukan didasarkan pada teori.
b. Fokus perhatian manajemen adalah hanya keinginan untuk menentukan Laba Kena Pajak dan upaya mengurangi beban pajak.
c. Teori akuntansi yang dianut selalu dilatarbelakangi oleh konsep Smooth Earnings (Penetapan laba yang disesuaikan dengan keinginan kepentingan penyusun Laporan keuangan).
d. Masalah-masalah yang rumit selalu dihindarkan dan muncullah pemecahan masalah yang dimudahkan (Expediency)
e. Beberapa perusahaan yang berbeda menerapkan tenik yang berlainan untuk satu masalah yang sama.

2. Fase Peranan Profesi (1933-1973)
Pada fase ini perumusan standar akuntansi didominasi oelh profesi. Pada periode organisasi tumbuh dan berkembang dengan pesat. Pada fase ini pulalah keluar Securities Acts, yaitu peraturan tentang modal pada tahun 1933 dan 1934 yang merupakan bentuk campur tangan pemerintah dalam akuntansi. AICPA pada tahun 1938-1959 menerbitkan Accounting Research Bulletins dan 1959-1973 diterbitkan APB Opinions, demikian juga AAA sebagai organisasi melakukan penilitian dan penerbitan tentang kerangka teori akuntansi. Pada periode ini organisasi profesi memiliki peranan yang dominan dan perumusan standar akuntansi.

Dominasi profesi ini juga memberikan dampak sebagai berikut.
a. Asosiasi dan organisasi-organisasi profesi belum yakin terhadap kerangka teori akuntansi yang sudah ada.
b. Kekuatan atau otoritasnya tidak jelas.
c. Adanya beberapa alternative menimbulkan timbulnya Flexitabilitas dalam menerapkan standar akuntansi

3. Fase Politisi (1973-Sekarang)
Kelemahan yang terdapat pada fase peranan manajemen dan fase profesi menimbulkan kecenderungan pada metode yang lebih condong deduktif dan politisasi ( keikutsertaan pemerintah ) dalam penyusunan standar akuntansi. Pada fase ini lahir lah FASB yang merupakan unsur dari peleburan Praktisi, Bisnis, Akademi, dan lembaga Formal.

Di USA sendiri masalah akuntansi sudah pernah menjadi agenda kongres yang dikenal dengan Metcalf Report yang berjudul The Accounting Establishment. Laporan ini menuduh kantor akuntan yang tergabung dalam “Big 8” melakukan monopoli terhadap audit perusahaan-perusahaan besar dan proses penyusunan standar akuntansi.

H. Penyusun Standar Akuntansi di Indonesia

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) adalah organisasi profesi akuntan yang juga merupakan badan yang menyusun standar akuntansi keuangan di Indonesia. Pengembangan standar akuntansi keuangan sejak berdirinya IAI pada tahun 1957 hingga kini pengembangan standar akuntansi ini dilakukan secara terus menerus, pada tahun 1973 terbentuk Panitia Penghimpunan Bahan-bahan dan Struktur GAAP dan GAAS. Kemudian tahun 1974 dibentuk Komite Prinsip Akuntansi Indonesia (Komite PAI) yang bertugas menyusun standar keuangan. Komite PAI telah bertugas selama empat periode kepengurusan IAI sejak tahun 1974 hingga 1994 dengan susunan personel yang diperbaharui. Selanjutnya, pada periode kepengurusan IAI tahun 1994-1998 Nama Komite PAI diubah menjadi Komite Standar Akuntansi Keuangan (Komite SAK), kemudian pada kongres VIII, tanggal 23-24 September 1998 di Jakarta, Komite SAK diubah menjadi Dewan Standar Akuntansi Keuangan untuk masa bakti 1998-2000 dan diberikan otonomi untuk menyusun dan mengesahkan PSAK.

Sejak IAI berdiri telah dihasilkan tiga standar akuntansi keuangan sebagai berikut:
1. Pada tahun 1973 untuk pertama kali IAI menerbitkan suatu buku Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) yang sebagian besar merupakan terjemahan buku Paul Grady, Penerbitan ini dipicu oleh diaktifkannya pasar modal di Indonesia pada tahun 1973.
2. Pada tahun 1984 buku Prinsip Akuntansi Indonesia 1984 yang menggantikan PAI 1973 diterbitkan. Komite PAI melakukan revisi secara mendasar terhadap PAI 1973.
3. Pada Tahun 1994, IAI kembali melakukan revisi total PAI 1984 dan sejak itu mengeluarkan serial standar keuangan yang diberi nama Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang diterbitkan sejak 1 Oktober 1994. Pengembangan Standar Akuntansi ketiga ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dunia usaha dan profesi akuntansi dalam rangka mengikuti dan mengantisipasi perkembangan internasional. Banyak standar yang dikeluarkan itu sesuai atau sama dengan standar akuntansi internasional yang dikeluarkan oleh IASC. PSAK ini tentu akan terus bertambah dan revisi sesuai kebutuhan perkembangan bisnis dan profesi akuntansi.

I. Penyusunan Metode Standar Akuntansi di Inggris

Hanya ada dua standar akuntansi di UK, yaitu company act dan standar profesi akuntansi. Lima prinsip akuntansi dasar yang tercantum langsung dalam perundang-undangan adalah sebagai berikut:
1. Matching concept dan beban berdasarkan accrual basis.
2. Penilaian akun aktiva dan kewajiban individual secara terpisah dalam masing-masing asset dan kewajiban.
3. Penerapan prinsip-prinsip konservatifme, terutama dalam pengakuan realisasi laba dan semua kewajiban dan kerugian yang diketahui.
4. Kewajiban penerapan kebijakan-kebijakan akuntansi secara konsisten dari tahun ke tahun.
5. Anggapan bahwa prinsip kelangsungan usaha dapat diterapkan pada entitas yang bersangkutan.

Beberapa perbedaan standar akuntansi yang umum di AS dan UK adalah:
A. Di UK memunglinkan untuk menilai semua asset berdasarkan biaya historis, current cost maupun campuran dari kedua system tersebut.
B. Revaluasi tanah dan bangunan berdasarkan harga pasar juga diperbolehkan.
C. Beban depresiasi dan amortisasi harus sesuai dengan basis pengukuran yang digunakan untukaset yang bersangkutan.
D. Pengukuran persediaan, metode the lower of cost or net realizable value digunakan secara luas.
E. Penilaian LIFO tidak diperbolehkan oleh SSAP No. 9 atau untuk tujuan pajak.
F. Merger dan oposisi diperlakukan secara unik.
G. Metode polling of interest jarang dipergunakan.
H. Goodwill hasil pembelian biasanya langsung dihapus.

J. Perubahan Penerapan Akuntansi

Istilah “prinsip akuntansi yang berlaku umum” merupakan padanan dari kata “generally accepted accounting principles atau GAAP” dan adalah suatu istilah yang mencakup konvensi, aturan dan prosedur yang diperlukan untuk membatasi praktik akuntansi yang berlaku umum di wilayah tertentu pada saat tertentu. Istilah prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia dimaksudkan meliputi tidak hanya prinsip dan praktik akuntansi, tapi juga metode penerapannya. Laporan keuangan disebutkan disusun sesuai dengan basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, maka menurut standar itu dinyatakan akan terpenuhi.

Informasi yang disajikan dalamlaporan keuangan tidak semuanya berupa fakta. Ada informasi yang diukur berdasarkan taksiran seperti nilai buku aktiva tetap, kerugian piutang dan ada informasi yang pada tanggal penyajian laporan keuangan berasal dari transaksi yang belum selesai secara tuntas, misal contigent liability atau utang bersyarat.

K. Perubahan Akuntansi yang Memepenaruhi Konsistensi

Bagi auditor perubahan dalam prinsip akuntansi atau yang lainnya harus dilaporkan melalui penambahan paragraph penjelasan yang dicantumkan setelah paragraf pendapat.

>Perubahan dalam Entitas
Dalam standar pengungkapan, perubahan dalam entitas dari penyaji laporan keuangan harus dinyatakan dalam laporan keuangan yang meliputi:
1. Penyajian laporan keuangan konsolidasian atau gabungan sebagai pengganti laporan keuangan masing-masing perusahaan.
2. Perubahan anak perusahaan tertentu yang merupakan anggota grup perusahaan yang termasuk dalam laporan keuangan konsolidasian.
3. Perubahan perusahaan yang termasuk dalam laporan keuang gabungan.
4. Perubahan di antara metode-metode akuntansi, cost method, equity method dan metode konsolodasian uantuk anak perusahaan atau investasi lainnya dalam bentuk saham biasa.

>Polling of Interest

>Koreksi Kesalahan Penerapan dalam Akuntansi

>Perubahan dalam Prinsip yang Tidak Dapat Dipisahkan dari Perubahan dalam Estimasi Akuntansi

>Perubahan dalam Penyajian Arus Kas

Harus dikemukakan dalam laporan keuangan dan diberi paragraph penjelas oleh auditor.

L. Perubahan akuntansi yang Tidak Mempengaruhi Konsistensi

>Perubahan dalam Estimasi Akuntansi
Taksiran akuntansi biasanya dilakukan dalam hal:
1. Menetukan masa manfaat dan nilai sisa aktiva
2. Pembentukan penyisiahan untuk jamina atau warranty cost
3. Penyisihan piutang tak tertagih
4. Penyisihan keuangan persediaan
Terjadi karena suatu peristiwa baru terjadi, pengalaman dan informasi baru diperoleh, tapi tidak melibatkan satandar konsistensi. Tidak mempengaruhi prinsip akuntansi.

>Koreksi Kesalahan yang Tidak Melibatkan Prinsip Akuntansi
Koreksi kesalahan dari tahun sebelumnya yang disebabkan oleh kesalahan perhitungan, kekeliruan atau kasalah penggunaan fakta yang timbul pada saat laporan keuangan dipersiapkan.

>Perubahan dalam Klasifikasi dan Reklasifikasi
Perubahan yang material dalam klasifikasi harus ditunjukan dan dijelaskan dalam laporan keuangan yang diterbitkan dalam tahun sebelumnya dengan tujuan untuk mempertinggi daya banding laporan tersebut dengan laporan keuangan tahun berjalan, biasanya tidak perlu disebut laporan keuangan.

>Transaksi atau Peristiwa yang Sangat Berbeda
Prinsip akuntansi dipilih pada saat peristiwa atau transaksi pertama kali terjadi pertama kali mempunyai pengaruh yang material. Demikian pula perubahan atau pemakaian suatu prinsip akuntansi yang menjadi perlu karena transaksi atau peristiwa yang secara jelas berbeda sekali dengan yang terjadi pada periode sebelumnya, tidak berkaitan dengan standar konsistensi, walaupun pengungkapan dalam catatan atas laporan keuangan mengkin diperlukan.

>Perubahan Akuntansi yang Diperkirakan Berdampak Material di Masa Y. A. D
Bila perubahan akuntansi tidak mempunyai pengaruh material terhadap laporan keuangan periode sekarang, tapi dalam periode Y. A. D, harus diungkapkan oleh manajemen dalam cacatan atas laporan keuangan periode terjadinya perubahan tersebut dan tidak perlu dingungkapkan oleh auditor dalam laporannya.

>Periode Standar Akuntansi
Menurut standar yang berlaku agar laporan keuangan disusn sesuai dengan standar akuntansi, konsistensi penerapan prinsip akuntansi harus diterapkan tanpa memperhatikan disajikan atau tidaknya laporan keuangan periode sebelumnya. Istilah periode sekarang berarti periode yang terdekat atau kurang dari satu tahun yang dilaporkan auditor. Bila laporan keuang dilaporkan untuk dua tahun atau lebih, harus dilaporkan konsistensi penerapan prinsip akuntansi di antara tahun-tahun tersebut dan juga tahun sebelumnya. Jika baru disajikan dan tidak dibandingkan dengan tahun sebelumnya, tidak perlu ada masalah konsistensi, tapi jika laporan keuangan tahun sebelumnya ada, harus ada penjelasan apakan laporan idisajikan secara konsisten atau tidak?

sumber: harahab, sofyan safri. akuntansi teori. edisi: revisi. jakarta

INTERNATIONAL ACCOUNTING

AKUNTANSI INFLASI

Menurut Drs. Ainun Na’im, Ak, pengertian Akuntansi Inflasi adalah sebagai berikut: (1989:12) “merupakan suatu proses data akuntansi untuk menghasilkan informasi yang telah memperhitungkan perubahan-perubahan tingkat perubahan harga, sehingga informasi yang menunjukkan ukuran satuan mata uang dengan tingkat harga yang berlaku.”

Adapun manfaat yang dapat diberikan oleh laporan keuangan inflasi bagi pihak-pihak yang memerlukan informasi keuangan terutama manajemen perusahaan, antara lain:
1. Dapat menciptakan manajemen modal kerja yang lebih efektif.
2. Menghasilkan analisa profitabilitas produksi lebih realistis.
3. Memberikan perhatian yang lebih besar pada harga uang yang lebih besar.
4. Manajemen aktiva tetap yang lebih baik.
5. Penentuan harga yang lebih baik.
6. Meningkatkan kemampuan penaksiran aliran kas dan tingkat pajak dan deviden yang dibayarkan secara efektif.

STABLE MONETARY UNIT

Dalam akuntansi konvensional, pengukur transaksi dinyatakan dalam unit moneter. Disini unit moneter diasumsikan tidak berubah/stabil, hal ini menyusahkan dalam pengukuran karena pada kenyataan nilai dari unit moneter adalah tidak stabil dari waktu ke waktu semakin menurun disebabkan adanya inflasi. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Eldon S. Hendriksen (1991:75) bahwa: “Dalam banyak kasus, unit moneter merupakan unit pengukuran yang paling baik, khususnya bila penggabungan diinginkan atau diperlukan. Akan tetapi, unit moneter mempunyai keterbatasan sebagai metode pengkomunikasian informasi. Batasan atau kendala yang paling serius disebabkan oleh kenyataan bahwa nilaiu unit moneter tidak stabil dengan berjalannya waktu.”

Kelemahan konsep ini masih dapat diperbaiki dengan menetapkan kembali data akuntansi berdasarkan pertukaran harga yang telah berlalu (past exchange prices) supaya dapat diperbaiki dengan harga pertukaran sekarang/yang akan datang sehingga lebih relevan dan dapat dipercayai untuk membuat prediksi dan keputusan yang lebih tepat.

PENCEGAHAN TERJADINYA “DOUBLE-DIP”

Pada saat me-restate perkiraan-perkiraan luar ngeri untuk memperhitungkan inflasi luar negeri, kehati-hatian harus dijaga untuk mencegah fenomena “double-dip”. Masalah ini timbul dari fakta bahwa inflasi lokal memberi dampak langsung pada kurs yang digunakan dalam proses translasi. Walaupun ahli ekonomi umumnya mengasumsikan suatu hubungan terbalik antar laju inflasi internal suatu negara dengan nilai eksternal valutanya, bukti-bukti memperlihatkan bahwa hubungan seperti ini jarang terjadi, paling tidak dalam jangka pendek. Oleh karenanya besarnya penyesuaian yang dilakukan untuk menghilangkan fenomena penghitungan ganda akan bervariasi tergantung pada kadar korelasi negatif antara kurs dengan perbedaan inflasi. Penyesuaian inflasi terhadap harga pokok penjualan dan beban depresiasi dirancang untuk menekan laba “seperti yang dilaporkan” agar tidak terjadi overstatement laba.meskipun begitu, akibat hubungan negatif antara inflasi lokal dan nilai valuta, perubahan kurs antara laporan keuangan yang lain yang berurutan, yang pada umumnya diakibatkan oleh inflasi (paling tidak selama satu periode tertentu), akan menyebabkan perusahaan merefleksikan paling tidak sebagian dampak inflasi (yaitu penyesuaian translasi valuta), dalam laba “seperti dilaporkanya”. Jadi untuk mencegah penghitungan inflasi ganda, kerugian translasi yang telah tercermin dalam laba “seperti yang telah dilaporkan” sebuah perusahaan harus diperhitungkan sebagai bagian dari penyesuaian inflasi.

Penyesuaian di atas relevan untuk perusahaan multinasional yang berbasis di AS karena telah mengadopsikan dolar sebagai valuta fungsional operasi luar negeri berdasarkan FASB No.52 dan yang mentranslasikan persediaan dengan menggunakan kurs berjalan. Sedangkan bagi perusahaan yang berbasis di Eropa kecendrungannya ke arah penggunaan metode translasi kurs berjalan. Sehingga tanpa adanya penyesuaian maka bisa berakibat laba yang terlalu rendah atau laba terlalu tinggi karena inflasi luar negeri dihitung dua kali.

Contoh: akuntansi persediaan berikut ini memperlihatkan hubungan antara inflasi dan translasi valas. Perusahaan yang dimaksud mempergunakan metode penilaian FIFO dan mentranslasikan persediaan ke dalam dolar dengan memakai kurs berjalan. Asumsi:
1. Inflasi negara lokal selama satu tahun sebesar 20%
2. Inflasi AS selam tahuntersebut 6%
3. Kurs awal 1 januari adalah LC1 = $1
4. Kurs penutup 31 Desember LC1 = $0,88
5. Devaluasi valuta selama tahun tersebutuntuk mempertahankan paritas daya beli adalah 12%
6. Persediaan valuta lokal adalah LC 200 pada tanggal 1 Januari dan LC 240 pada tanggal 31 Desember
7. Tidak ada perubahan dalam kuantitas fisik persediaan selam tahun tersebut.

Laba seperti yang dilaporkan akan mencerminkan kerugian translasi sebesar $29, selisih antara translasi persediaan LC240 kurs 31 Desember $0,88 dengan kurs $1,00. Selama periode turnover persediaan berikutnya, HPP akan sebesar LC240 dalam valuta lokal; $211 dalam dolar. Jika biaya penjualanharus disesuaikan terhadap inflasi dalam metode restatetranslate perusahaan tersebut mungkin melakukan langkah langkah berikut:
1. Mengeluarkan 20% inflasi tahun tersebut dari persediaan lokal 31 Desember (240/1.2) sehingga menjadi LC200 sama dengan persediaan 1 Januari sebelum inflasi.
2. Penyesuaian HPP-valuta lokal selanjutnya akan menjadi LC40, jumlah yang diperlukan untuk me-restate persediaan 31 Desember dari LC240 ke LC200.
3. Penyesuaian HPP-valuta lokal (LC40) kemudian akan ditranslasikan ke dolar dengan kurs $1,00, mengahasilkan penyesuaian HPP sebesar $40 (LC40x$1,00=$40).

Berdasarkan basis penyesuaian atas inflasi, perusahaan ini menekan laba untuk memperhitungkan kerugian translasi sebesar $29 dan penyesuaian inflasi HPP sebesar $40 jadi total $69, atau 34% dari persedaaan awal 1 januari, $200. Padahal inflasi sebenarnya cuma 20%. Anomali ini disebabkan oleh “double-dipping”. Dalam penghitungan dolar dia atas telah terjadi suatu duplikasi parsial antara kerugian devaluasi valuta yang merupakan akibat dari inflasi dan penyesuaian inflasi antara HPP, yang merupakan penyebab devaluasi valuta. Penyesuaian infalsi HPP dalam metode restate-translate tidak hanya menutupi laju inflasi AS (6%) tetapi juga perbedaan 14% inflasi antara 20% tingkat inflasi negara tersebut dengan 6% tingkat inflasi AS dimana perbedaan tersebut mengakibatkan 12% devaluasi. Kesimpulan nya bahwa jika biaya penjualan disesuaikan untuk menghilangkan unsur inflasi negara lokal, kita perlu membalikkan setiap kerugian translasi yang telah tercermin dalam laba “seperti dilaporkan”.

SUMBER:
1. http://www.scribd.com/doc/17223640/320267625961047911
2. http://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&ct=res&cd=5&ved=0CBAQFjAE&url=http%3A%2F%2Fzulfahmi.edublogs.org%2Ffiles%2F2008%2F04%2Fcontoh-penelitian-bidang-keuangan-2.doc&rct=j&q=definisi+akuntansi+inflasi&ei=6lWKS_iKOpG1rAe95cClCg&usg=AFQjCNHqx6ztpwDCysbIXH1QxNsufNpEkg